biar kata yang bicara

wellcom in jungle of mind

Minggu, 26 Februari 2012

Yuk ke Sawah


       Pagi tadi Ririn ngajak jalan-jalan. Biasa, minggu pagi selalu menagih janji untuk jalan-jalan. Walaupun hanya sekedar mengelilingi kampung. Kali ini rutenya ke sawah. Sekalian ganti bumbung (saluran air dari bambu) yang hilang entah kemana.
         “Kok ke sawah, Pak?” tanya Ririn.
         “Ndak papa  tho, sekali-kali ke sawah,” jawabku.
         “Kamu nanti bisa lihat traktor, kuntul (sejenis burung bangau), dan padi yang baru ditanam”
      Kukayuh sepeda onthelku di kesejukan pagi. Musim tanam tahun ini, aku memang yang ngerjakan sawah. Setelah beberapa tahun sebelumnya digarapkan kepada orang lain. Sebagai petani baru, aku cukup pede untuk segala hal yang berhubungan dengan pertanian. Padahal secuil pun aku tak paham menggarap sawah.
      Sesampainya di sawah, Ririn bilang mau ikut turun ke sawah. Aku bilang jangan. Sebab aku cuma mau ganti bumbung. Setelah selesai dan memastikan airnya lancar aku kembali bersepeda. Kali ini ke pematang seberang. Jalannya memutar dan harus melewati balai desa.
      Kebetulan waktu itu ada traktor yang sedang menggaru (menghaluskan tanah sawah sebelum di Tanami padi).
        “Itu lho, yang namanya traktor,” kataku padanya.
        “Oh, itu yang namanya traktor,” jawab Ririn sambil bengong.
         “Kamu lihat terus, hapalkan nanti sampai rumah di gambar.”
    Ririn memang suka menggambar. Minatnya pada coret-coret sangat besar. Sampai-sampai waktu belajarpun digunakan untuk menggambar. Aku kadang tidak tega untuk melarangnya menggambar. Padahal seminggu sekali ia diles menggambar. Koleksi gambarnya sudah ada 20-an, selain gambar-gambar yang berserakan dimana-mana. Cuma, aku mau bilang apa.
      Setelah memutari pematang, kami pulang. Sepertinya tanaman yang sudah berumur 7 hari ini baik-baik saja. Tinggal nanti setelah 10 hari harus diberi pupuk.
Buruh tandur menyelesaikan tanam padi di sawah
      Di balai desa ramai sekali anak-anak pramuka dari SMK Taman Siswa Sukoharjo. Katanya kemah di bumi perkemahan waduk Mulur. Tapi menginap di kantor balai desa karena cuaca hujan.